OPINI - Mengingat kawan lama sering kali membawa kita kembali ke masa-masa penuh refleksi. Dalam perjalanan hidup, kita tak jarang teringat pada percakapan, pertukaran pikiran, dan janji untuk tetap berjuang. Jika salah satu bentuk kontribusi dalam perjuangan adalah melalui tulisan, maka menulislah sebanyak-banyaknya. Namun, yang lebih penting dari sekadar menulis adalah melakukannya dengan penuh kehati-hatian, mengusulkan siasat dan strategi yang relevan dengan realitas.
Bagi para penulis, ada kekuatan yang tak bisa diremehkan dalam kata-kata. Kata-kata adalah senjata yang tak hanya menggugah emosi, tetapi juga mampu membentuk narasi, memberikan arah, dan menciptakan perubahan. Sejarah telah membuktikan bahwa tulisan-tulisan yang ditorehkan dengan pemikiran mendalam bisa menjadi katalisator pergerakan sosial, politik, hingga budaya.
Bagi yang pernah menggeluti ilmu sejarah, hikmah terbesar yang bisa diambil adalah pemahaman mendalam tentang siklus perjuangan manusia. Sejarah bukan sekadar kronik masa lalu, melainkan cermin yang memantulkan kebijaksanaan untuk menghadapi tantangan masa kini. Melalui perspektif sejarah, kita belajar bahwa perjuangan sejati tak selalu dimenangkan dengan kekuatan fisik, tetapi sering kali ditentukan oleh kekuatan pemikiran dan ketajaman strategi.
Saat menulis menjadi pilihanmu untuk berjuang, ingatlah bahwa setiap kalimat yang kau rangkai memiliki potensi besar. Maka dari itu, tulislah dengan penuh kesadaran. Jangan sekadar bercerita, tapi buatlah tulisanmu menjadi sebuah usulan siasat—strategi untuk menghadapi kenyataan yang ada di depan mata. Karena kenyataan selalu bergerak dinamis, dan siasat yang baik adalah yang mampu beradaptasi dengan perubahan.
Menulis bukan hanya sekadar menuangkan ide, tetapi sebuah tanggung jawab intelektual. Ini adalah panggilan untuk ikut serta dalam perjuangan dengan cara yang berbeda—menggerakkan pikiran, mempengaruhi opini, dan menyalakan percikan semangat perubahan. Dengan demikian, setiap tulisan yang dihasilkan bukan sekadar catatan, melainkan bagian dari kontribusi besar menuju perubahan yang diharapkan.
Maka, untuk setiap kawan yang memilih menulis sebagai jalan perjuangan, menulislah sebanyak-banyaknya. Namun ingat, tulisan yang baik selalu berasal dari hati yang penuh kehati-hatian dan kesadaran akan dampaknya. Teruslah menulis, teruslah berjuang, karena di balik setiap kalimat yang kau susun, ada kekuatan yang bisa menggerakkan dunia.
Baca juga:
Larangan Ekspor Sawit, Butuh Menjerit
|
Mesuji, Medan Juang 2005_13 Oktober 2024
Cheudin_007
Aktivis Buruh